Friday, January 20, 2012

Makalah Ketahanan Pangan Di daerah Sukarame



ABSTRAK


Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi merupakan faktor penting dalam usaha pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya guna meningkatkan daya saing bangsa. Namun, usaha ini terhambat sejalan dengan meluasnya krisis pangan yang berakibat pada munculnya kasus kurang gizi dan gizi buruk di berbagai daerah.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan. Namun, upaya yang dilakukan pemerintah masih kurang optimal untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan. Faktanya masih terdapat kasus kurang gizi di berbagai daerah.
Menurut UU No.7/1996, Ketahanan Pangan adalah :”Kondisi di mana terjadinya kecukupan penyediaan pangan bagi rumah tangga yang diukur dari ketercukupan pangan dalam hal jumlah dan kualitas dan juga adanya jaminan atas keamanan (safety), distribusi yang merata dan kemampuan membeli” (Lassa, 2005). Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu tindakan sadar pada lingkungan sekitarnya, baik kesadaran individu maupun kesadaran kelompok.
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan teknik  analisa data, analisa deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan teknik penelitian observasi dan metode pengumpulan data interview guidelines. Teknik observasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung dari tingkah laku orang yang diamati. Metode pengumpulan data interview guidelines yaitu melakukan wawancara dengan menggunakan panduan atau daftar pertanyaan.
Swasembada pangan tidak sama dengan ketahanan pangan. Konsep ketahanan pangan mengacu pada pengertian adanya ketersediaan, akses dan konsumsi pangan. Terjadinya ketidaktahanan pangan disebabkan oleh kurangnya kesadaran bertetangga dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga aplikasi dari peningkatan ketahanan pangan dan gizi sangat diperlukan dalam mewujudkan stabilitas ketahanan pangan.
Beberapa upaya yang dilakukan dalam meningkatkan ketahanan pangan dan gizi antara lain: pelaksanaan pola peningkatan pangan dan gizi, meningkatkan fungsi lembaga nonformal di masyarakat serta mengoptimalkan kinerja pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan gizi. Hal tersebut harus terealisasi untuk menunjang ketahanan pangan dan gizi masyarakat menengah kebawah.




 ========================================================



BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai individu atau anggota masyarakat akan selalu mendambakan   perubahan kearah yang lebih baik, terutama hidupnya sehari-hari. Agar keinginan tersebut dapat dicapai berbagai langkah perlu dikerjakan. Pandangan ini juga diadopsi oleh lingkungan yang lebih besar bahkan oleh masyarakat suatu bangsa atau negara yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Tindakan pemerintah yang pertama adalah mencegah kemunduran itu sendidri terjadi. Anggota masyarakat sendiri, terutama  pada tatanan pedesaan yang masyarakatnya berada pada tingkat perekonomian menengah kebawah akan membiarkan perubahan itu berjalan secara alami. Pemerintah tentu tidak bisa demikian, tetapi mengarahkan dan mengawal perubahan itu menjadi yang lebih baik. Perubahan ke arah yang lebih baik dan terencana itu yang dinamakan pembangunan. Pengarahan dan pengawalan hendaknya merupakan politik dari suatu rezim yang memerintah sehingga pembangunan tidak salah arah. Politik pengarahan dan pengawalan supaya diutamakan pada masyarakat pedesaan, karena sebagaian besar atau hampir 85% rakyat hidup di pedesaan.
Indikator penunjang pangan dan gizi untuk masyarakat menengah kebawah adalah meliputi (1) perbaikan gizi masyarakat; (2) aksesibilitas pangan; (3) mutu dan keamanan pangan; (4) perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan (5) kelembagaan pangan dan gizi.
Pengertian pangan dalam praktik sehari-hari sering tidak atau kurang tepat, yaitu hanya pada beras sema-mata. Sehingga pengertian swasembada pangan banyak diartikan sebagai swasembada beras, artinya negara tidak perlu mendatangkan beras dari luar negeri atau import. Pangan hendaknya diartikan sebagai bahan  hasil pertanian atau olahannya yang dapat dikonsumsi sehar-hari untuk kebutuhan hidup disertai dengan gizi yang cukup dan berimbang, artinya protein, karbohidrat, lemak.
Pengetahuan akan gizi sangat tergantung pada tingkat pendidikan, oleh karena itu kekurangan gizi tidak hanya karena kemiskinan dari segi ekonomi, tetapi juga faktor ketidak tahuan akan gizi. Pendidikan yang memadai mengenai gizi perlu diberikan pada masyarakat agar mereka menjadi sadar gizi.

B. BATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini kami akan melakukan observasi tentang penunjang kebutuhan pangan dan gizi masyarakat di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.

C. RUMUSAN MASALAH
1.        Bagaimana akses penunjang kebutuhan pangan dan gizi?
2.        Apa makanan yang dikonsumsi?
3.        Mayoritas pendidikan terakhir masyarakat di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3?
4.        Apa bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan :
1.      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan gizi di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
2.      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi pangan ke kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
3.      Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan kita terhadap masalah sosial, khususnya keadaan pangan bagi masyarakat menengah kebawah.
Manfaat :
1.      Mengetahui fakta tentang ketahanan pangan dan gizi di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
2.      Kita sebagai generasi penerus bangsa yang bergerak dibidang sosial harus bisa lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
3.      Kita harus turut serta mengawasi distribusi pangan dari pemerintah ke daerah-daerah, seperti daerah kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.







 ===================================================




BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI
1.        Di Indonesia sesuai dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1996, pengertian ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari: (1) tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya; (2) aman; (3) merata; dan (4) terjangkau.
2.        FAO (1997) : situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dimana rumah tangga tidak beresiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut.

B. METODOLOGI PENELITIAN
1.      Teknik pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan interview guidelines. Teknik observasi adalah pengumpulan data dengan mengamati secara langsung dari tingkah laku sekelompok masyarakat yang diamati. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah interview guidelines yaitu melakukan wawancara dengan menggunakan panduan atau daftar pertanyaan.
2.      Desain penelitian
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan teknik analisa data, analisa deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

3.      Waktu dan tempat pelaksanaannya
Sabtu, 10 Desember 2011, pukul 10.00 wib, di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.


C. JADWAL PENELITIAN DAN RENCANA KERJA

No
Waktu
Rencana
1
Rabu, 08 November 2011
Membuat proposal penelitian (abstrak, batasan masalah, rumusan masalah, dan metodologi penelitian)
2
Sabtu, 10 Desember 2011
Observasi ke kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3
3
Senin, 12 Desember 2011
Mencari teori dan materi pendukung
4
Selasa, 13 Desember 2011
Mengolah data hasil wawancara
5
Rabu, 14 Desember 2011
Menyelesaikan proposal penelitian, termasuk menyimpulkan hasil penelitian
6
Jumat, 16 Desember 2011
Memasukkan makalah kedalam ppt.

D. HASIL PENELITIAN
Di bawah ini adalah hasil wawancara kami yang diambil sampel 5 responden dari jumlah populasi keseluruhan yang berkisar 50 orang :
1.      Apa pekerjaan bapak/ibu?
Responden 1(Bapak Masrur) : buruh harian dan pedagang keliling
Responden 2 (Bapak sudarto) : buruh tani
Responden 3 (Bapak Suprihatin) : tidak bekerja
Responden 4 (Bapak Sarman) : pedagang
Responden 5 (Bapak Syarif) : pandai besi 
2.      Berapa penghasilan rata-rata yang di dapat (perhari/perbulan)?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden bahwa penghasilan responden yang bekerja berkisar antara Rp. 30.000 – Rp. 100.000 per hari, tergantung pada barang yang terjual.
3.      Berapa jumlah anggota keluarga?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden bahwa jumlah anggota keluarga berkisar antara 5 – 8 anggota keluarga.
4.      Bagaimana sarana dan prasarana?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden, bahwa fasilitas penunjang kebutuhan pangan dan gizi sangat minim. Hal tersebut di lihat dari sarana yang kurang memadai dan prasarana yang sulit di jangkau oleh masyarakat.
5.      Apakah tamatan pendidikan terakhir?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden bahwa rata-rata pendidikan terakhir adalah tamatan SD hingga tamatan SMA.
6.      Bagaimana pentingnya kebutuhan gizi bagi keluarga?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden mengatakan bahwa kebutuhan gizi menurut mereka adalah prioritas utama. Namun penunjang untuk pemenuhan kebutuhan tersebut sangat minim. Sehingga mereka terpaksa untuk memberikan makanan yang bernilai gizi rendah.
7.      Apakah ada progam penyuluhan gizi yang pernah di adakan? Bagaimana partisipasi masyarakat?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden bahwa hampir seluruh masyarakat mengetahui adanya progam penyuluhan namun mereka tidak berpartisipasi untuk mengikuti progam tersebut sehingga pengetahuan tentang gizi dan pangan semakin kurang.
8.      Apakah konsumsi sehari-hari?
Berdasarkna atas jawaban dari kelima responden bahwa makanan pokok mereka adalah nasi. Namun bagi sebagian besar masyarakat untuk pemenuhan gizi yang lainnya seperti sayur dan lauk pauk masih kurang mencukupi.
9.      Apakah ada bentuk kepedulian dari pemerintah untuk daerah ini?
Berdasarkan atas jawaban kelima responden bahwa sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa mereka tidak mengaetahui adanya bantuan dalam bentuk apaun dari pemerintah.
10.  Bagaimana harapan atas keadaan gizi tersebut?
Berdasarkan atas jawaban kelima responden bahwa pada sebagian orang mengatakan bahwa mereka menginginkan agar daerah mereka lebih di perhatikan dalam segi kebersihan, sarana dan prasarana penunjang pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi. Mereka juga mengharapakan pemerintah lebih merealisasikan progam penyuluhan gizi, demi meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya kebutuhan gizi bagi keluarga.
11.  Bagaimana harapan untuk pemerintah atas keadaan gizi tersebut?
Berdasarkan atas jawaban kelima responden bahwa mereka mengharapkan agar pemerintah lebih memperhatikan lingkungan mereka yang kumuh tersebut dan menjadikan lingkungan yang sehat dan tertata. Mereka juga mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah bagi mereka yang kurang mampu.

 ==============================================================

BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas kami dapat menyimpulkan bahwa :
1.      Tingkat Pendidikan seseorang mempengaruhi jumlah anak, karena orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, cenderung memiliki jumlah anak yang lebih sedikit, karena  mereka lebih memikirkan kesejahteraan anak-anaknya kelak. Kemudian untuk orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah, cenderung memiliki anak yang lebih dari 2, karena biasanya mereka mempunyai slogan bahwa banyak anak banyak rezeki. Padahal semakin rendah pendidikan mereka, semakin kurang mapan dan penghasilannya juga jauh dari cukup. Jika mereka memiliki penghasilan yang kurang dari cukup, maka pemenuhan kebutuhan gizi bagi anggota keluarga meraka juga kurang, bahkan sangat kurang.
2.      Pengetahuan mereka tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi sangat minim, karena pemerintah sangat kurang dalam segi sosialisasi program penyuluhan pangan dan gizi. Begitu juga partisipasi masyarakat terhadap program penyuluhan gizi dan pangan yang sangat minim.
 


 =======================================

DAFTAR PUSTAKA


·         Tanggal akses : 20 Desember 2011, Waktu : 10.31 WIB. http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/10655


 ====================================================================

LAMPIRAN

Di bawah ini adalah gambar yang kami ambil langsung dari aktivitas warga yang ada di daerah Sukarame Kelurahan Gunung Sulah RT 12 Lingkungan III :



Saturday, January 7, 2012

Pengantar Sosiologi


TUGAS KELOMPOK

A.     Umumnya manusia lahir bagaimana ? Dan yang tidak umum  bagaimana ?

Umumnya manusia terlahir karena adanya kasih sayang dari orang tuanya. Orang tua yang telah merawatnya dari kecil hingga dewasa. Mengajarkan perilaku dan tata bahasa dalam perkembangan anaknya.  Serta menanamkan kepercayaan agama dan sopan santun dalam kehidupannya. Mereka juga lahir mendapatkan perhatian bukan hanya dari orang tuanya saja, bahkan mereka mendapatkan kasih sayang itu dari anggota keluarga yang lain.
Secara tidak umum, manusia itu kelahirannya tidak diinginkan. Seperti hubungan gelap orang tuanya, sehingga dari dini ia tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya.

B.     Apakah sejak lahir manusia selalu berhubungan dengan  manusia lain ?

Ya, manusia selalu berhubungan dengan manusia lain, bahkan sejak ia dilahirkan.
Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind Self and Society (1972) menguraikan tahap pengembangan (self) man. Manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Inilah yang membenarkan bahwa sejak lahir manusia sudah berhubungan dengan manusia lain.

C.     Tujuan manusia dalam menghadapi alam ?

Dengan panca indranya, manusia dapat mengetahui bahwa di antara bumi dan langit terdapat tumbuh-tumbuhan, hewan, matahari, bulan, bintang, bumi, gunung serta samudranya yang memiliki sifat tertentu. Manusia mempunyai akal dan dapat berpikir, berbicara serta bertindak berdasarkan akalnya. Itulah yang membedakan manusia dengan lingkungannya. Manusia mempunyai pikiran , maka dia dapat memilih apa yang akan dilakukannya terhadap aksi lingkungannya.

D.     Sejak lahir manusia mempunyai dua hasrat/keinginan. Jelaskan !

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial,     memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness. Sehingga manusia disebut juga social animal (= hewan sosial).
Dua hasrat/keinginan manusia diantaranya :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia  lain di sekelilingnya.
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.

E.     Jelaskan ragam kehidupan manusia ?

Ragam kehidupan manusia ini berbeda-beda karena dipicu adanya perbedaan / cara pandang dan reaksi mereka terhadap kehidupan. Proses perubahan yang berbeda-beda itu menyebabkan timbulnya suatu aneka warna yang besar sekali antara beribu-ribu kesatuan hidup manusia yang berada di muka bumi ini.
Sebenarnya, aneka warna dalam pola tingkah laku manusia bukanlah disebabkan oleh aneka warna ciri ras, melainkan karena kolektif-kolektif di mana manusia itu bergaul dan berinteraksi. Dalam masyarakat akan tampak kesatuan-kesatuan manusia yang lebih khusus, yang berbeda satu dengan yang lain disebabkan karena adat-istiadat dan bahasa yang berbeda, kadang-kadang juga karena perbedaan agama, atau karena kombinasi keduanya. Pada dasarnya, yang menyebabkan keberagaman dalam masyarakat (terutama masyarakat kota) adalah adanya perbedaan suku bangsa dari masing-masing orang.

F.      Jelaskan ciri-ciri makhluk sosial ? (Ada 3)

       Selalu berinteraksi.
 Makhluk sosial adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain. Dia menyadari sepenuhnya bahwa manusia tidak akan hidup tanpa interaksi.

       Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat.

       Makhluk sosial menghasilkan kebudayaan yang dinamis. Kebudayaan dinamis adalah kebudayaan yang tidak tetap selalu berubah-ubah. Hal ini dikarenakan adanya kepentingan manusia yang semakin kompleks dan rasa tidak puas  yang dimilikinya untuk kehidupan yang lebih baik.

Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran

PILIHAN GANDA


1.      Apakah ciri-ciri perkembangan sektor pertanian dalam jangka panjang ?
A.    Produksi meningkat dengan cepat.
B.     Kemajuan teknologi sektor pertanian lebih cepat daripada sektor industri.
C.     Permintaan terhaap barang pertanian berkembang dengan cepat.
D.    Kemajuan teknologi dapat menaikkan produksi pertanian dengan pesat.
Jawaban :
D. Kemajuan teknologi dapat menaikkan produksi pertanian dengan pesat.

2.      Kebijakan menstabilkan harga barang pertanian pada suatu tingkat harga tertentu akan menyebabkan ?
A.    Pendapatan petani secara keseluruhannya menjadi lebih stabil
B.     Pendapatan setiap petani akan lebih stabil.
C.     Produksi cenderung melebihi kebutuhan masyarakat.
D.    Produksi selalu sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan masyarakat.
Jawaban :
A.     Pendapatan petani secara keseluruhannya menjadi lebih stabil

3.      Yang manakah dari keadaan yang berikut akan berlaku apabila  pemerintah  menjalankan kebijakan harga maksimum ?
A.    Inflasi akan berlaku.
B.     Harga-harga merosot.
C.     Impor barang perlu ditambah.
D.    Permintaan selalu melebihi penawaran.
Jawaban :
A.     Inflasi akan berlaku.

4.      Akibat yang manakah akan berlaku apabila pemerintah mengenakan pajak penjualan ke atas sesuatu barang ?
A.    Harga barang naik dan penawaran bertambah.
B.     Harga barang naik dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang.
C.     Pendapatan penjual tidak berubah karena pajak dibayar pembeli.
D.    Harga-harga tidak berubah tetapi penawaran berkurang.
Jawaban :
B.     Harga barang naik dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang.





ESEI


1.      Dengan menggunakan grafik terangkan masalah jangka panjang seekor pertanian di negara-negara yang mengalami perkembangan pesat disektor pertaniannya.
Jawaban :
Grafik Kecenderungan Harga Hasil Pertanian dalam Jangka Panjang
Kenaikan pendapatan dan pertambahan penduduk dalam jangka panjang akan menambah permintaan. Tetapi, karena elastisitas permintaan pendapatan untuk barang pertanian adalah rendah, maka pertambahan permintaan terhadap hasil pertanian tidak begitu besar.

1.      Terangkan faktor-faktor yan menimbulkan ketidakstabilan harga barnag pertanian dalam jangka pendek. Apakah akibat ketidakstabilan harga barang pertanian kepada (a) pendapat petani dan (b) pengguna tenaga kerja disektor pertanian?
Jawaban :
Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakstabilan harga barang pertanian dalam jangka pendek dibedakan kepada dua sumber berikut : (i) naik turunnya permintaan dan (ii) naik turunnya penawaran. Selain itu ada faktor alamiah yang mempengaruhi produksi pertanian yaitu keadaan cuaca, iklim dan banjir serta serangan hama tanaman dan binatang pengganggu lainnya.

Pendapatan produsen barang pertanian mengalami pengurangan yang besar sebagai akibat dari harga yang sangat merosot dan bukan karena produksi yang sangat besar penurunannya serta permintaan yang merosot.
Sedangkan apabila produksi tidak banyak berubah maka tenaga kerja yang digunakan juga tidak banyak berubah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pertanian, perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada kesempatan kerja.

2.      Bahaslah cara-cara yang dapat dijalankan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga barang pertanian. Apakah implikasi dari tiap-tiap cara tersebut kepada pendapat para petani? buat tinjauan mengenai sampai di mana kesesuaian berbagai jenis kebijakan harga tersebut kalau dipraktekkan di negara kita.
Jawaban :
Cara-cara yang dapat dijalankan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga barang pertanian yaitu diantaranya :
1.      Membatasi tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen.
2.      Melakukan pembelian- pembelian barang yang ingin distabilkan harganya di pasar bebas.
3.      Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalah lebih rendah daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.
4.      Pemerintah perlu mendirikan badan yang akan melakukan jual beli barang dan menyimpan stok barang yang akan diperjualbelikan.
5.      Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang ditentukan oleh pasar bebas.
6.      Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar bebas.

Implikasi yang mungkin terjadi dari kebijakan-kebijakan pemerintah misalnya kebijakan harga maksimun. Kebijakan ini bisa menimbulkan terciptanya pasar gelap yang dapat merugikan para pembeli/konsumen dan dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Kesesuaian berbagai jenis kebijakan harga sampai di tangan para pembeli dan penjual baik dari kalangan masyarakat bawah maupun menengah ke atas. Dengan adanya kebijakan yang di buat oleh pemerintah dapat membantu para pembeli dalam meringankan beban biaya yang dikeluarkan begitu pula dengan penjual.

3.      Apakah sifat-sifat kebijakan harga maksimum? Apakah akibat-akibat yang mungkin timbul dalam kebijakan seperti itu? Dan dalam keadaan yang bagaimanakah kebijakan itu tidak praktis lagi untuk dijalankan?
Jawaban :
Sifat-sifat dari kebijakan harga maksimum adalah diberlakukan pada saat harga pasar yang ada tidak mengalami kenaikan yang cenderung berarti dalam kurun waktu yang singkat sedangkan suatu permintaan pasar terhadap produk meningkat serta stok yang harus dijual pemerintah untuk menutupi kelebihan permintaan.

Akibat-akibat yang mungkin timbul dari kebijakan harga maksimun adalah cenderung  terciptanya pasar gelap yaitu kegiatan jual beli yang dilakukan tidak secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum yang dilaksanakan.

Keadaan yang mempengaruhi kebijakan itu tidak praktis lagi ketika pasar gelap semakin merebak luas dan jurang antara harga pasar gelap  dan harga maksimum yang ditetapkan menjadi semakin besar. Akhirnya timbul keburukan-keburukan oleh pasar gelap lebih besar daripada kebaikan yang diperoleh dari kebijakan harga maksimum.

4.      Definisikan istilah “insiden pajak”. Terangkan bagaimana elastisitas permintaan mempengaruhi insiden pajak. Bagaimanakah pengaruh elastisitas penawaran kepada insiden pajak?
Jawaban :
Insiden pajak atau tax incidence adalah pembagian beban pajak di antara pembeli dan penjual. Beban insiden pajak ditentukan oleh elastisitas pemintaan dan penawaran.

Untuk melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengaruhi insiden pajak akan dimisalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua keadaan yang dibandingkan. Dengan pemisalan ini selanjutnya akan dibandingkan keadaan di mana permintaan adalah elastis dengan permintaan tidak elastis. Insiden pajak dan elastisitas permintaan terdiri dari 2 kasus: kasus permintaan elastis dan kasus permintaan tidak elastis.  Kesimpulannya :
·         Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan ditanggung oleh para pembeli. Apabila kurva permintaan adalah elastis sempurna maka seluruh pajak penjualan dibayar oleh penjual. Apabila kurva permintaan tidak elastis sempurna maka seluruh pajak penjualan ditanggung pembeli.
·         Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan sebagai akibat dari pemungutan pajak penjualan oleh pemerintah.


Insiden pajak dan elastisitas penawaran terdiri ada 2 kasus juga yakni kasus penawaran elastis dan kasus penawaran tidak elastis. Kesimpulannya :
·         Semakin elastis kurva penawaran, semakin banyak beban pajak penjualan yang akan ditanggung pembeli.
·         Pajak penjualan akan mengurangi jumlah barang yang diperjualbelikan. Semakin elastis kurva penawaran, semakin banyak pengurangan jumlah barang yang diperjualbelikan.

5.      Sampai di manakah subsidi pemerintah menguntungkan para pembeli? Bagaimana pulakah keuntungan yang diterima penjual ?
Jawaban :
Dengan adanya subsidi dari pemerintah maka harga-harga barang akan menjadi turun, sehingga dapat menguntungkan para pembeli.  Dengan adanya subsidi, besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli adalah bergantung kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku.
Sedangkan keuntungan yang diterima oleh penjual yaitu menambah kuantitas barang yang dijual. Kenaikan harga akan ditanggung bersama yaitu oleh penjual maupun pembeli. Subsidi akan menurunkan harga dan menambah kuantitas barang yang dijual. Sehingga subsidi akan dinikmati bersama yaitu penjual dan pembeli.